Ketika badan sakit, makanan selezat apapun tidak akan terasa di mulut dan lidah, demikian juga apabila hati yang sakit (bahkan hati yang mati), tidak akan merasakan manisnya iman yaitu kebahagiaan dan ketenangan sejati di dunia-akhirat. Hal ini sejalan dengan ucapan Malik bin Dinar. Beliau berkata, إن البدن إذا سقم لا ينجع فيه طعام ولا شراب ، وكذلك القلب إذا علق حب الدنيا لم ينجع فيه المواعظ “Sesungguhnya badan apabila terkena penyakit maka akan sulit untuk menelan makanan dan minuman, demikian pula hati apabila telah tertutup dengan kecintaan kepada dunia, maka akan sulit menerima nasihat.” [Sifatus Shafwah 2/172] Ada yang mengatakan: “Sungguh rugi, sudah datang ke kota A, tapi tidak merasakan lezatnya makanan khas kota A” Demikian juga manusia yang hidup di dunia ini, sangat merugi apabila tidak pernah merasakan yang namanya manisnya iman selama hidup di dunia. Iman itu memilki rasa manis dan manusia bisa merasakannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ثَلَاثٌ مَنْ